Rabu, 27 November 2013

ragam kesenian di daerah bajawa ngada



1.      Pengantar

Setiap daerah memiliki berbagai bentuk kesenian yang menunjukan kekhasannya. Berbagai macam kesenian daerah tersebut menunjukan bahwa bangsa indonesia memiliki keanekaragaman kesenian daerah yang menjadikan negara kita dikenal sebagai negara yang kaya akan bentuk-bentuk kesenian lokal.
Kabupaten Ngada memiliki berbagai macam kesenian, baik seni suara, seni sastra, maupun seni rupa. Pada kesempatan ini penulis ingin memaparkan beberapa unsur kesenian yang ada di wilayah Bajawa beserta  maknanya dalam kehidupan masyarakat.
2.      Ragam Seni Daerah
2.1. Nyanyian  Ngedi O Uwi
a.      Penjelasan Singkat Tentang Nyanyian Ngedi O Uwi[1]
               Nyayian ngedhi o uwi adalah nyanyian yang biasa dinyanyikan pada saat perayaan reba di Bajawa. Nyanyaian ini biasa dinyanyikan oleh bapa rumah sesudah  acara makan bersama yang berlangsung pada malam hari di hari pertama reba yang dinamakan bui uwi. Menurut penjelasan, ngedhi adalah  leluhur perempuan yang sudah meninggal. Mereka dipanggil seakan-akan untuk sementara  menjadi istri dari laki-laki yang belum bekeluarga yang hadir dalam perayaan itu untuk menjaga mereka dari penyimpangan-penyimpangan seksual.
b.      Syair dan Arti Nyanyian ngedi O Uwi
Ngedi si go uwi, uwi go me sili ana wunga, ngedi go uwi, ngedi go ga’e, ngedi go uwi, puu zili sina one, ngedi go uwi, ngedi go pajo, ngedi go uwi, ne’e da wela, ne’e da nawa, ngedhi o uwi, ngedi go pea, ngedi go uwi, wai wi deri bale, ngedi go uwi, lima wi dawe dopo, ngedi o uwi.
Sedangkan arti dari nyanyian  ini adalah sebagai berikut:
ngedi o uwi, ubi dari sili putra sulung, ngedi o uwi, ngedi dari gae, ngedi o uwi, dari sina nan jauh di pedalaman .  ngedi o uwi, negeri dari pajo, ngedi o uwi, ada yang dibunuh, ada yang dibiarkan, ngedi o uwi,  ngedi dari pea. Ngedi o uwi, kaki yang menginjak pematang, ngedi o uwi, tangan menarik kayu belukar, ngedi o uwi.



c.       Makna Nyanyian Ngedi O Uwi
   Nyanyian ngedi o uwi merupakan nyanyian yang syarat makna, terutama bagi kehidupan para pemuda.  Nyanyian ini menyadarkan agar tidak terjebak dalam aktifitas-aktifitas yang menyimpang seperti seks pranikah dan lain-lain
2.2  Alat Musik Foi Doa
a.      Pengertian Foi Doa  dan Penjelasan Singkat Mengenai Foi Doa
Foi doa adalah salah satu alat musik tradisional yang ada di kabupaten ngada. Secara harafiah, foi doa berarti suling ganda. Foi doa biasanya terdiri dari dua atau tiga potong buluh. Foi doa dapat dimainkan dengan cara menghembuskan nafas dengan lembut melalui mulut ke arah lubang yang terdapat pada foi doa sementara jari-jari tangan menutup lubang foi doa tersebut.
Foi doa merupakan alat musik yang diamainkan pada kesempatan-kesempatan bahagia dan pada perayaan-perayaan tertentu. musik ini biasanya digunakan oleh para muda-mudi dalam permainan rakyat di malam hari dengan membentuk lingkaran.[2] Di daerah Bena, Foi doa biasanya dimainkan pada saat padi mulai menguning sampai saat panen.[3] Mereka memainkan musik ini dalam nada gembira dan penuh syukur sambil diiringi nyayian dhuga.
b.      Makna Foi Doa
Ditilik dari fungsi pemakaiannya, foi doa mengandung makna kegembiraan dan syukur. Foi doa mencerminkan kegembiraan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Foi doa juga bermakna syukur atas keberhasilan, terutama keberhasilan di bidang pertanian. Bagi kaum muda, foi doa memiliki makna persaudaraan.
2.3   Syair Lisu Ate[4] Beserta Arti dan Maknanya
Ja’o lisu                                   : saya menyesal
Pege pu’u one ate                   : dari dalam hati
Pu’u zeta ulu pe zale kuku       : dari kepala sampai jari kaki
Ja’o mu da bau tu’u-tu’u        : saya sungguh sungguh menyesal
Ja’o we dongo kopo molo       : sehingga saya dapat tinggal di kampung kebenaran
Ja’o we lole lego zi’a              : sehingga saya dapat tinggal di rumah yang menyembuhkan
We la’a netu zala                     :sehingga saya dapat berjalan di jalan yang lurus
We page nono wesa                : dapat  berjalan dengan langkah-langkah yang menyelamatkan
Ja’o nga dhoro                        : saya hendak turun
Da so’o roro                            : menjadi salah satu yang paling rendah    
Ja’o nga wa’u                          : saya siap untuk dilahirkan kembali
Da zale au                                : untuk menjadi yang terendah
 Raba we ne’e ngaru                 : maka (saya) memiliki kekuatan lagi
We nga ngadhu                         : untuk melihat tiang kurban
Raba we ne’e ngia                    : sehingga (saya) memiliki rasa hormat lagi
We nuka nua                              : untuk tinggal di dusun                              
            Syair ini merupakan bentuk penyesalan diri dari pihak-pihak yang melakukan tindakan pelanggaran berat seperti hubungan inses dan perkawinan dengan pihak yang memiliki strata sosial yang lebih rendah yang umumnya disebut la’a sala. Syair ini harus diungkapkan di depan warga kampung dan para penatua. Inti dari syair ini adalah permohonan untuk diterima kembali  menjadi bagian dari masyarakat dengan resiko menempati starta terendah dalam masyarakat.
 Yohanes Vianey watu berhubungan dengan hal ini mengatakan:
 The important thing for them is the recovering or healing of their personal status as ordinary human beings (as ‘kitaatta’, simple human) by which they have regained their strengths to adore and re-establish relationship with the Sacred on the sacrificial pole (ne ngaru we nga ngadhu) and at the same time get back their human dignity/honor and thus have a civilized place in all kinds of relationship with the local religious community members di their hamlet (ne’e ngia we nuka nua)[5]
Hal ini berarti, yang terpenting bagi mereka adalah mereka dapat mengembalikan status mereka sebagai manusia biasa agar dengannya mereka dapat menyembah wujud tertinggi dan membangun relasi dengan masyarakat.
            Makna dari syair ini adalah sebuah penyesalan dan tindakan rekonsiliasi dalam hidup bermasyarakat. Penyesalan adalah awal dari penerimaan kolektif yang menjadikan seseorang kembali mendapat tempat dalam masyarakat. Selain itu makna lain yang diambil adalah kestriaan jiwa seseorang untuk menerima dan mengakui kesalahannya di depan publik.secara lebih jauh, syair ini mengandung makna prefentif yaitu sebagai awasan agar orang tidak terlibat dalam prilaku-prilaku menyimpang yang mengancam statusnya dalam masyarakat.


3.       Seni Tari Ja’i  Beserta Maknanya
tarian jai adalah sala satu tarian khas daerah bajawa. Tarian ja’I biasa dibawahkan pada seremonial adat seperti pada saat reba dan pada acara-acara besar seperti penyambutan tokoh-tokoh penting. Tarian ini  juga sering digunakan secara inkulturatif dalam gereja.
            Makna dari tarian jai adalah mulanya ada dan menjadi tarian elitis etnik Ngada, untuk merayakan sukacita dari kemuliaan jiwa dan kemerdekaan roh, yang ditandai dengan tindakan konkret untuk 'memproklamasikan identitas kolektifnya (sa ngaza) yang terhubung dengan The Sacred (dalam nama 'Susu Keri Asa Kae') dan wajib 'memberi makan' pada sesama yang terhubung dengan pemberdayaan gizi jasmani-rohani.[6]

4.      Seni Rupa
4.1.1        Seni Ukiran Weti  Dan Maknanya[7]
Ukiran weti adalah ukiran yang terdapat pada sebatang ngadhu. Ukiran (weti) terdiri dari sawa, yakni makhluk Ilahi yg berbadan kuda,berkaki ayam, beleher ular, berkepala kura2 dengan jengger (mahkota) di kepala, serta berbelalai gajah. Satu batang ngadhu yang merupakan  tempat ukiran weti dibagi 3 (nai telu) yg dibatasi segitiga. Di setiap batasnya,diukir sawa. Pada bagian ketiga di pangkal cabang di samping ukiran sawa, di bagian depan diukir rantai emas, di bagian belakang diukir bandul kalung emas (taka). Ukiran sawa berarti ular sakral dijadikan simbol dari yang ilahi yg membawa berkat bagi yg berbuat baik dan kutukan bagi yg brbuat jahat.
Ngadhu terukir (weti) dijadikan rujukan-rujukan perilaku dan tutur kata sekaligus pengantara dengan yang Ilahi (Dewa zeta ne'ee nitu zale). Bagi keturunan penjunjung ngadhu (ana woe) yg brsangkutan.


4.1.2        Seni Patung Ata Sa’o[8]
Di bubungan rumah saka lobo ditempatkan patung "ata sa'o" memegang sau (pedang) dan  bhuja (tombak). Ata sao memanifestasikan kehadiran ilahi,sekaligus sebagai modal manusia yang hidup luhur "sempurna." dengan patung yang ditempatkan di masing-masing atap, sao saka pu'u disebut juga sao kopo bhaga: rumah yg bertanggung jawab perwatan bhaga dan  sa'o saka lobo disebut juga sa'o kopo ngadhu yang bertanggung jawab terhadap pemeliharaan ngadhu..
4.1.3        Boku dan Marangia Sebagai Bagian dari Seni  Rias Bajawa
Boku dan marangia adalah bagian dari pakaian adat pria bajawa. Boku adalah selembar kain berwarna coklat kemerah-merahan yang dijadikan sebagai penutup kepala seorang pria. Pada seorang saka pu’u, boku dipakai dengan cara dililit sepenuhnya di bagian kepala membentuk setengah lingkaran sedangkan pada seorang saka lobo, boku dililitkan ke bagian kepala namun pada bagian depan kepala pemakai, boku dibuat berujung cabang yang dinamakan mebha rasa.
            Marangia merupakan selembar kertas tebal yang dihiasi dengan gambar-gambar yang berwarna-warni. Marangia biasa dijadikan pengikat boku pada kepala seorang pria. Marangia hanya boleh digunakan oleh seseorang pria yang belum pernah mempersunting seorang gadis sebagai istri.
            Boku dan marangia memiliki makna dalam kehidupan manusia. Boku dianggap sebagai mahkota seorang pria. Masyarakat meyakini bahwa seseorang yang mengenakan boku adalah seorang yang memiliki tutur kata dan tindakan yang baik (mosa mina). Marangia menujukan bahwa seseorang pria telah dewasa dan memiliki pribadi yang utuh dan matang.[9]
5.      PENUTUP
            Keberagaman budaya merupakan kekayaan yang tak terhingga. Akan tetapi kemajuan tehnologi perlahan-lahan menutup ruang bagi kebudayaan lokal. Sebagai kaum muda akademis, peran kita adalah menjaga, mempromosikan, serta melestarikan budaya daerah kita masing-masing agar buadaya kita tidak tergerus zaman.



[1] Paul Arnt, Agama Orang Ngadha: Kultus, Pesta dan Persembahan (Maumere: Candraditya, 2007), p. 64-65
[2] http://indahnyaflores.blogspot.com/2013/04/alat-musik-kabupaten-ngada.html (online), 2011, diakses pada tanggal 21 oktober 2013 pukul 19.00 wita

[3] Paul Arnt, Agama Orang Ngadha: Dewa, Roh-roh Manusia, dan Dunia (Maumere:  Candraditya, 2005), p.106
[4] Watu Yohanes Vianey, Local Code Of Ethic and  Its Implications For Awareness Shift In   Asia, (online), 2012  (http://people.audrn.net/profiles/blogs/local-code-of-ethic-and-its-implications-for-awareness-shift-in?xg_source=activity, diakses pada tanggal 18 oktober 2013 pukul 12.00 wita). Penerjemahan  arti dari syair ini dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia  dilakukan oleh penulis sendiri.

[5] Watu, Yohanes Vianey, bid., P. 18
[6] Watu, Yohanes Vianey (online), 2013 (http://kupang.tribunnews.com/2009/10/20/rumah-adat-jai-dan--wisata--budaya--etnik-di-ntt, diakses pada tanggal 13 oktober 2013 pukul 14.00 wita).
[7] Wawancara bersama bapak Martinus Sake, salah satu pelaku adat dari sao Toda Mai , Bowaru, Langa  via handphone pada tanggal 24 oktober 2012

[8] Wawancara bersama bapak Arnoldus Luba, salah satu pelaku adat dari sao Toda Mai , Bowaru, Langa  via handphone pada tanggal 24 oktober 2012

[9] Wawancara bersama bapak Martinus Sake, salah satu pelaku adat dari sao Toda Mai , Bowaru, Langa via handphone pada tanggal 25  oktober 2012

Selasa, 22 Oktober 2013

#TanyaSains: Apa Bahaya dan Manfaat Minum Kopi?

Dear SainsMe, Saya ini pecandu berat kopi. Adakah batasan atau bahaya minum kopi berlebihan?
Terima kasih.
~~


Apa bahaya dan manfaat kopi bagi tubuh?
Apa bahaya dan manfaat kopi bagi tubuh?
SainsMe -  Apa ada bahayanya minum kopi? Tentu semua hal akan menjadi berbahaya jika dikonsumsi berlebihan, tidak terkecuali kopi. Nah untuk lebih jelasnya mari kita bahas di artikel berikut ini.
Seperti yang kita ketahui bersama, kandungan dalam kopi yang paling terkenal adalah kafein. Kafein ini dalam dunia kedokteran dimanfaatkan untuk merangsang kerja jantung dan meningkatkan produksi urin. Itulah sebabnya beberapa orang akan mengalami jantung berdebar setelah meminum kopi. Sedangkan besar kandungan kafein di dalam kopi sendiri adalah sebesar 1 hingga 1,5 persen.
Lalu mengapa kopi bisa membuat kita sulit tidur? Nah di otak kita ada sebuah senyawa yang disebut adenosin. Senyawa ini bertanggung jawab dalam pembentukan perasaan lelah dan mengantuk. Sedangkan kafein memiliki mekanisme kerja memerangi fungsi senyawa adenosin ini, sehingga jika kita mengkonsumsi kopi dalam jumlah tertentu kita akan susah tidur. Karena sifat kafein yang membalik pengaruh adenosin inilah, setelah meminum kopi kita akan merasa segar, mata terbuka lebar, jantung berdetak lebih kencang serta tekanan darah naik. Hati juga akan melepaskan glukosa yang merupakan sumber energi utama bagi sel-sel tubuh kita. Itulah mengapa sebagian besar minuman pembangkit energi yang dijual di pasaran berbahan utama kafein.
Lalu apakah ada bahayanya? Seperti sudah disebutkan diatas, bila kita mengkonsumsi kopi atau kafein berlebihan ada banyak risiko kesehatan yang mengintai, diantaranya adalah gangguan yang berkaitan dengan jantung. Karena kafein mempengaruhi pola kerja jantung, maka jika kita mengkonsumi kopi hingga 5 gelas setiap hari, kinerja jantung juga pasti akan terpengaruh. Jantung yang “dipaksa” untuk memompa darah dengan lebih keras akan memperbesar risiko rusaknya pembuluh darah, sakit kepala, mudah gugup hingga stroke! HiiiSerem ya.
Selain itu kafein juga tidak baik bagi ibu hamil. Sebab peningkatan denyut jantung wanita hamil akan masuk melalui plasenta dan mempengaruhi sirkulasi darah di dalam tubuh janin yang tengah dikandungnya. Dan akibat paling buruk yang bisa terjadi adalah keguguran.
Nah, sudah punya gambaran kan tentang apa yang dan bagaimana kopi bekerja pada tubuh kita? Jadi mulai sekarang kamu harus bijak dalam mengkonsumsi kopi, karena kopi sebenarnya bisa membawa pengaruh baik jika dikonsumsi dengan porsi yang tepat. Yuk, kita ngopi bareng kapan-kapan! (ak – Dari berbagai sumber)

Jumat, 18 Oktober 2013